LIMBOTO – Wakil Bupati Gorontalo Hendra Hemeto menuturkan tradisi malam pasang lampu syarat dengan nilai-nilai religi. Menurutnya, kebiasaan masyarakat Gorontalo yang menampilkan lampu minyak di alikusu (arkus) menggambarkan kegembiraan dalam menyambut Idul Fitri.
“Tumbilotohe, arkus, janur dan lampu (tradisional) semua memiliki makna. Ini merupakan budaya turun temurun yang sejak dulu dilakukan para tetuah Gorontalo sehingga wajib bagi kita melestarikannya. Ini adalah khasanah yang kita miliki,” ungkap Hendra, Kamis (28/4/2022), di Limboto.
Selepas sholat maghrib sore kemarin, orang nomor dua di Kabupaten Gorontalo ini terlihat hadir di iladiya mendampingi Bupati Gorontalo Prof. Nelson Pomalingo untuk menandai dimulainya malam pasang lampu bagi masyarakat di wilayah ini.
Hadir pada kesempatan itu, para tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat, dan para pimpinan organisasi perangkat daerah (OPD) Kabupaten Gorontalo.
Dipihak lain, dalam pelaksanaan tumbilotohe tahun ini, masyarakat tampak lega karena mulai mendapat keleluasaan setelah dua tahun menjalani pembatasan karena pandemi Covid-19.
Malam Tumbilotohe memang merupakan tradisi adat istiadat yang telah berlangsung sejak lama dan turun temurun dalam kalangan umat muslim di Gorontalo sehingga sangat dirindukan. Bahkan Pemerintah Kabupaten Gorontalo pun nampak menyelenggarakan festival tumbilotohe untuk menyemarakkannya.
Laporan: Riri Lihawa
Editor: Zulkifli Mile