LIMBOTO – Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Gorontalo akan membentuk tim pendampingan keluarga resiko stunting di Kabupaten Gorontalo. Hal tersebut terungkap dalam koordinasi BKKBN Gorontalo dengan Bupati Gorontalo yang berlangsung di pendopo rumah pribadi Bupati Nelson Pomalingo, di desa Tinelo, Kecamatan Telaga Biru, Kabupaten Gorontalo, Jumat (17/9/2021).
Menyambut bakal dibentuknya tim pendampingan keluarga resiko stunting oleh BKKBN tersebut, Bupati Nelson mengungkapkan bahwa masalah stunting saat ini masih menjadi problem yang harus ditekan demi masa depan negara dan daerah.
“Memang stunting saat ini masih menjadi problem kita. Ini (demi) masa depan negara dan daerah”, ucapnya.
Terungkap dalam pertemuan tersebut, Indonesia akan mempersiapkan generasi emas pada tahun 2045. Hal tersebut dinilai bukan hal mudah karena stunting masih menjadi masalah gizi utama bagi bayi dan anak dibawah usia dua tahun di Indonesia. Karenanya kondisi tersebut harus segera dientaskan agar tidak menghambat momentum generasi emas Indonesia 2045.
Maka menyikapi pembentukan tim pendampingan keluarga resiko stunting di Kabupaten Gorontalo, Nelson berharap hal tersebut akan segera ditindaklanjuti. Ia pun menegaskan, pada rembuk stunting yang direncanakannya akhir bulan September mendatang semua stakeholder akan melakukan konsolidasi, termasuk konsolidasi anggaran.
“Saya mohon kepala Bappeda rembuk stunting ini kita laksanakan akhir bulan September atau paling lambat awal bulan depan (Oktober). Kemudian persiapannya ke tingkat desa dengan merumuskan dengan baik termasuk dari Pemdes untuk menularkan ketingkat desa dan kecamatan,” ungkapnya.
Bupati Nelson mengatakan dengan bakal hadirnya satuan tugas dan adanya sistem pendampingan stunting disemua lini, maka penanganan akan berjalan terorganisir dan lebih tersistem dengan baik.
Liputan: Priyo
Penulis: John Mile