MANADO – Kopiah-kopiah menarik dengan bahan eceng gondok dipajang dalam pameran Festival Pesona Bunaken (FPB) tahun 2019, yang digelar di Manado, dari tanggal 17 hingga 20 Juli 2019. Hasil karya itu nampak menginspirasi Bupati Nelson Pomalingo akan penanganan ‘gulma’ eceng gondok yang telah mengancam kelestarian Danau Limboto.
“Sekarang dengan adanya kerajinan seperti ini akan mengurangi eceng gondok, sehingga potensi eceng gondok di daerah menjadi besar,” kata Bupati Nelson disela pameran FPB, Kamis (18/7).
Orang nomor satu di Kabupaten Gorontalo ini mengaku akan menggairahkan home industri eceng gondok di daerah yang dipimpinnya. Tak hanya itu, ia pun akan mewajibkan ASN (pria) agar mengenakan kopiah dari kerajinan eceng gondok.
“Dalam rangka untuk mengembangkan potensi eceng gondok ini, kita akan mendorong lagi icon baru yaitu kopiah eceng gondok, karena tenyata ini juga sesuatu yang unik, dan yang unik itu mahal harganya,” tukas Bupati Nelson.
Dibandingkan kopiah keranjang berbahan rotan yang mencapai Rp. 200.000, harga kopiah eceng gondok masih berkisar hingga 50-ribuan.
“Maka ini harus kita kembangkan lagi, dan saya akan mewajibkan seluruh OPD dan seluruh ASN pria untuk menggunakan upiyah ini,” kata Bupati berharap gagasannya itu akan beroleh dukungan semua pihak, baik dari pihak DPRD maupun perbankan.
“Saya harap pihak bank juga harus mendorong gagasan ini, dan minggu depan bisa kita berlakukan,” tandasnya.
Dukungan Ketua DPRD
Rencana Bupati Nelson Pomalingo menggairahkan kerajinan eceng gondok di Kabupaten Gorontalo disambut baik Ketua DPRD Sahmid Hemu yang juga hadir dalam FPB, Kamis. Ia mengaku sangat mengpresiasi terobosan Bupati Nelson Pomalingo dalam rangka untuk mengoptimalkan potensi eceng gondok di daerah.
“Saya sangat mengapresiasi kreatifitas masyarakat dan juga langkah yang diambil pak Bupati. Sebab ini merupakan suatu terobosan dalam rangka untuk mengoptimalkan potensi eceng gondok di daerah,” ungkapnya.
Sahmid bahkan berharap penggunaan kopiah tersebut tidak hanya diwajibkan kepada ASN Kabupaten Gorontalo, tetapi juga diberlakukan kepada seluruh anggota DPRD.
“Kalau perlu, untuk seluruh anggota DPRD juga. Dan ini menjadi contoh kepada rakyat sehingga mereka sadar betapa pentingnya pemanfaatan eceng gondok dalam rangka menggali potensi daerah,” ujar dia.